Bukan saja tempang malah bergoyang...
mahu tumbang.
Bukan saja hanyir malah berlendir..
macam gampang.
Bergoyang biar bergoyang
namun ada susuk bodoh dungu dan dangkal datang bertuhan...
bergantung dan mengharap.
Biar hanyir biar berlendir,
namun ada yang tetap datang menjilat lahap..
Tidak cukupkah Pandir dan Kaduk
sebagai lambang kebodohan umat itu?
Pandangan Pembaca Beta “Rahasya di Pulau Cinta”
6 jam yang lalu
1 ulasan:
marah bunyi ni .. .siapakah 'umat itu'?
Catat Ulasan